HASIL PENGAMATAN
1.
Larutan
A
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Dilarutkan 3,5 gr
besi dalam 100 mL H2SO4 10%, dipanaskan
|
Besi larut, larutan
berwarna abu-abu kehijauan
|
2
|
Disaring larutan ketika masih
panas
|
Larutan berwarna hijau bening
|
3
|
Ditambahkan asam
sulfat pada filtrat
|
Larutan berwarna
hijau bening
|
2.
Larutan
B
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Dinetralkan 100 mL H2SO4
10% dengan amoniak . diuapkan larutan
|
Larutan bening
(sampai pH = 7)
|
3. Larutan
A dan B
No
|
Langkah Kerja
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Dicampurkan larutan
A dan B ketika masih panas
|
Larutan berwarna hijau
toska dengan endapan putih
|
2
|
Dipisahkan larutan dengan endapan
yang terbentuk dengan kertas saring
|
Terbentuk kristal-kristal garam
|
3
|
Ditimbang kristal
yang diperoleh
|
m = 9,05 gram
|
PERHITUNGAN
-
Massa kertas saring (b) =
1,55 gram
-
Massa hasil
penyaringan/kertas saring+kristal (a) =
10,6 gram
-
Massa garam Mohr =
a-b
=
10,6 – 1,55 = 9,05 gram
-
Massa besi (Fe) =
3,5 gram
-
BM besi (Fe) =
55,85 gram/mol
-
BM garam Mohr = 392 gram/mol
·
mol Fe = mol garam Mohr =
massa Fe / BM Fe
=
3,5 / 55,85 = 0,063 mol
·
Massa garam Mohr
(teori) =
mol garam Mohr x BM garam Mohr
=
0,063x392 = 24,096 gram
PEMBAHASAN
1. Larutan A
Pada percobaan ini
pertama–tama dibuat larutan A dengan cara dilarutkan 3,5 gram besi ke dalam 100
ml H2SO4 10%, larutan berwarna abu-abu kehijauan dan
endapan yang berupa besi akan melarut, dimana H2SO4
merupakan pelarut yang mengandung proton yang dapat diionkan dan bersifat asam
kuat atau lemah. Dipanaskan larutan sampai hampir semua besi larut, sehingga
larutan berubah menjadi biru bening, kemudian larutan disaring dengan
menggunakan kartas saring ketika masih panas, ke dalam larutan tersebut
ditambahkan 5 tetes asam sulfat pada filtrat dan menguapkan larutan sampai
terbentuk kristal dipermukaan larutan.
Adapun tujuan dari
penyaringan adalah untuk menghindari terbentuknya kristal pada suhu yang rendah
dan tujuan dari pemanasan adalah adalah sebagai katalis yaitu untuk mempercepat
terjadinya reaksi sehingga hampir semua besi dapat melarut. Larutan ini terus
diuapkan dengan tujuan untuk mengurangi molekul air yang ada pada larutan.
Larutan ini digunakan untuk menstabilkan kristal vitrol yang terbentuk.
Percobaan ini manghasilkan garam besi (II) sulfat yang merupakan garam besi
(II) yang terpenting. Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II)
oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+
sehingga berwarna hijau dan Pembentukan FeSO4 dari logam Fe
merupakan reaksi elektron berdasarkan prinsip termokimia. Reaksi yang terjadi
yaitu:
Fe + H2SO4
FeSO4 + H2O
2. Larutan B
Pembuatan
larutan B yaitu pertama–tama dinetralkan 100 ml H2SO4 10%
dengan amoniak, campuran tersebut berupa larutan bening dan panas. Kemudian
dilakukan pengukuran pH dengan menggunakan kertas lakmus sampai pH larutan
tersebut adalah netral 7 karena reaksi antara kedua reaktan merupakan reaksi
netralisasi asam-basa dengan pH netral. Kemudian larutan ini diuapkan hingga
jenuh sampai timbul endapan-endapan kristal. Reaksi yang terjadi yaitu:
2NH3 + H2SO4
→ (NH4)2SO4
3. Larutan A
dan B
Pembentukan
kristal garam mohr dapat dilakukan dengan cara dicampurkan larutan A dan B
ketika masih panas, atau pada keadaan yang sama, kondisi ini dipertahankan agar
tidak terjadi pengkristalan larutan pada suhu yang rendah, maka akan dihasilkan
larutan berwarna hijau toska dengan endapan putih. Untuk memperoleh kristal,
dilakukan pendinginan beberapa hari sehingga terbentuk kristal yang lebih halus.
Setelah didinginkan, larutan campuran tadi disaring sehingga diperoleh kristal
garam mohr yang dimaksud. Kristal garam mohr ditimbang dengan neraca analitik
didapatkan 9,05
gram. Dari data yang diperoleh, maka didapatkan
pemurnian garam mohr adalah 62,44 %. Bentuk
kristal garam mohr adalah monoklin dengan warna hijau muda. Dalam senyawa
kompleks Fe2+ berperan sebagai atom pusat dengan H2O
sebagai ligannya. Adapun reaksi yang berlangsung yaitu :
FeSO4 + (NH4)2SO4
+ 6H2O → (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
KESIMPULAN
1. Garam Mohr merupakan senyawa
kompleks besi dengan ligan amonium dan sulfat dengan rumus molekul (NH4)2Fe(SO4)2.
6H2O.
2. Pembuatan garam mohr dilakukan
dengan cara kristalisasi, yaitu melalui penguapan, dan didapatkan kristal
berwarna hijau muda.
3. Campuran besi (II) sulfat dengan
larutan amonium sulfat akan menghasilkan suatu garam, yang sering disebut
dengan garam mohr. Garam mohr stabil diudara dan larutannya tidak mudah
dioksidasi oleh oksigen diatmosfer.
4. Garam Mohr yang terbentuk sebesar
9,05 gram dengan tingkat kemurniannya adalah sebesar 62,44 %
DAFTAR
PUSTAKA
Chalid, Sri Yadial. 2011. Penuntun
Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Cotton
and Wikinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar.
Jakarta : UI- Press.
Svehla, G. 1990. Vogel: Buku Teks
Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian
I. Jakarta
: PT Kalman Media Pustaka.
LAMPIRAN
1.
Apa tujuan penambahan asam sulfat pada filtrat ?
Penambahan tersebut bertujuan untuk
membuat larutan sedikit asam karena larutan tersebut bersifat basa dan kation
Fe+ sangat mudah teroksidasi diudara bebes menjadi Fe3+,
oksidasi ini dapat menyebabkan pembuatan garam Mohr menjadi terhambat.
2.
Apa fungsi dari garam Mohr ?
a. Untuk
membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetri.
b. Untuk
meramalkan urutan daya mengoksidasi oksidator K2Cr2O7,
KMnO4 dan KBrO3 (dengan konsentrasi yang sama ~0,1
N) terhadap ion Fe2+.
c. Sebagai
zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik.
3.
Tulis semua reaksi yang terdapat pada percobaan ini !
a) Fe + H2SO4
FeSO4 + H2O
b) 2NH3
+ H2SO4 → (NH4)2SO4
c) FeSO4
+ (NH4)2SO4 + 6H2O → (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
Tidak ada komentar:
Posting Komentar