PERCOBAAN I
KOROSI BESI
22 September 2012
TUJUAN
1.
Mengamati perubahan perkaratan besi
2.
Mengamati proses oksidasi dan reduksi
yang terjadi pada besi
DASAR
TEORI
Korosi merupakan proses
degradasi,deterorisasi,pengerusakan materil yang di sebabkan oleh
pengaruh lingkungan sekelilingnya.Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi
redoks antara satu logam dengan berbagai zat di sekelilingnya tersebut.Dalam
bahasa sehari-hari korosi di sebut dengan perkaratan.Kata korosi berasal dari
bahasa latin “Corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau
perkaratan.jadi jelas korosi di kenal sangat merugikan.Korosi merupakan sistem
termodinamika logam dengan lingkungannya,yang berusaha untuk mencapai
kesetimbangan.Sistem ini di katakan setimbang bila logam telah membentuk oksida
atau senyawa kimia lain yang lebih stabil. Pencegahan korosi merupakan salah
satu dari banyak jenis logam yang penggunaanya sangat luas dalam kehidupan
sehari-hari.Namun kekurangan dari besi adalah sifatnya yang sangat mudah
mengalami korosi.Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai
jual ada fungsi komersialnya.Ini tentu saja akan merugikan sekaligus
membahayakan.Berdasarkan dari asumsi tersebut ,percobaan ini di fokuskan dalam
upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain
itu pada percobaan ini akan di ketahui logam-logam apa sajakah yang dapat
menghambat terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat kimia nya.
Besi merupakan logam yang menempati urutan
kedua dari logam-logam yang umum terdapat pada kerak bumi .besi cukup reaktif,
besi bila di biarkan di udara terbuka untuk beberapa lama mengalami
perubahan warna yang lazim di sebut perkaratan besi.Proses perubahan besi
menjadi besi berkarat merupakan reaksi redoks yag melihat oksigen:
Fe(s) + O2 --> Fe2O3
Faktor yang berpengaruh terhadap
korosi dapat di bedakan mejadi dua,yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri
dan diri lingkungan. Dari Faktor bahan meliputi kemurnian bahan,struktur
bahan ,bentuk kristal ,unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan,teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan
korosi) terdiri atas asam,basa serta garam,baik dalam bentuk senyawa an-organik
maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat
mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau
basa dapat mempercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam
ruangan tersebut.
Flour,hidrogen flourida beserta
persenyawaan-persenyawaannya di kenal sebagai bahan korosif. Dalam
industri,bahan ini umumnya di pakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak
(NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak di gunakan dalam kegiatan
industri. Pada suhu dan tekanan normal,bahan ini berada dalam bentuk gas dan
sangat mudah terlepas ke udara. Ammoniak dalam kegiatan industri umumnya di
gunakan untuk sintesa bahan organik,sebagai bahan anti beku didalam alat
pendingin,juga sebagai bahan untuk pembuatan pupuk.Bejana-bejana penyimpan
ammoniak harus selalu di periksa untuk mencegah terjadinya kebocoran dan
pelepasan bahan ini ke udara.Embun pagi saat ini umumnya mengandung aneka
partikel aerosol,debu serta gas-gas asam seperti NOx dan SOx.
Dalam batu bara terdapat belerang atau sulfur (S) yag apabila di
bakar berubah menjadi oksida belerang.
Masalah utama berkaitan dengan peningkatan
penggunaan batu bara adalah dilepaskannya gas-gas polutan seperti oksida
nitrogen (NOx) dan Oksida belerang (SOx).Walaupun sebagian besar pusat tenaga
listrik batu bara telah menggunakan alat pembersih endapan (presipitor) untuk
membersihkan partikel-partikel kecil dari asap batu bara,namun NOx da SOx yang
merupakan senyawa gas dengan bebasnya naik melewati cerobong dan terlepas ke
udara bebas. Di dalam udara,kedua gas tersebut dapat berubah menjadi asam nitrat
(HNO3) dan asam sulfat (H2SO4).
Oleh sebab itu,udara menjadi terlalu
asam dan bersifat korosif dengan terlarutnya gas-gas asam tersebut di dalam
udara.Udara yang asam ini tentu dapat berinteraksi dengan apa saja,termasuk
komponen-komponen renik di dalam peralatan elektronik.Jika hal itu terjadi
,maka proses korosi tidak dapat di hindari lagi. Korosi yang menyerang
piranti maupun komponen-komponen elektonika dapat mengakibatkan kerusakan
bahkan kecelakaan.Karena korosi ini maka sifat elektrik komponen-komponen
elektronika dalam komputer,televisi,radio,kalkulator,jam digital dan sebagaiya
menjadi rusak.korosi dapat menyebabkan terbentuknya lapisan non-konduktor pada
komponen elektronik.
Oleh sebab itu,dalam lingkungan
dengan tingkat pencemaran tinggi,aneka barang mulai dari komponen elektronika
renik sampai jembatan baja semakin mudah rusak,bahkan hancur karena
korosi.Dalam beberapa kasus,hubungan pendek yang terjadi pada peralatan
elektronik dapat menyebabkan terjadi nya kebakaran yang menimbulkan kerugian
bukan hanya dalam bentuk kehilangan atau kerusakan materi,tetapi juga
korban nyawa.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
·
Gelas piala 250 ml
·
Cawan petri
·
Batang pengaduk
·
Penanggas air
·
Paku
2. Bahan
·
Larutan NaCl
·
Agar-agar
·
K3(Fe(CN)6)
·
Fenolftalin
·
Larutan HCL
HASIL PENGAMATAN
Tabel Perlakuan Terhadap 6 Jenis Paku yang Berbeda
1.
30 Menit
Paku
|
Agar-agar (Kontrol)
|
Kontrol + Fenolftalein (PP)
|
Kontrol + K4(Fe(CN)6)
0,5 M
|
Kontrol + NaCl 0,5 M
|
Kontrol + NaOH 0,5 M
|
Kontrol + HCl 0,5 M
|
Payung
|
Tetap
|
Sedikit Coklat
|
Warna Hijau Di Bagian Ujung
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Jarum Pentul
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Baut
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Beton
|
Tetap
|
Ujung Sedikit Berwarna Pink
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Kecil
|
Tetap
|
Ujung Sedikit Berwarna Pink
|
Warna Hijau Di Sekelilingnya
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Sedang
|
Tetap
|
Warna Pink Di Permukaannya
|
Warna Hijau Di Sekelilingnya
|
Mulai Berkorosi dan Warna Hijau Di Sekelilingnya
|
Mulai Berubah Warna Kekuningan Di Atasnya
|
Mulai Berkorosi, Di bagian Siainya Berwarna Coklat
dan Terdapat Gelembung
|
2. 1 Jam
Paku
|
Agar-agar
(Kontrol)
|
Kontrol
+ Fenolftalein (PP)
|
Kontrol
+ K4(Fe(CN)6) 0,5 M
|
Kontrol
+ NaCl 0,5 M
|
Kontrol
+ NaOH 0,5 M
|
Kontrol
+ HCl 0,5 M
|
Payung
|
Tetap
|
Di Bagian Atas Berwarna Pink
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap dan Terdapat Gelembung Di
Sekelilingnya
|
Jarum
Pentul
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap dan Terdapat Gelembung Di
Sekelilingnya
|
Baut
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap dan Terdapat Gelembung Di
Sekelilingnya
|
Beton
|
Tetap
|
Di Sisi-Sisinya Berwarna Pink
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap dan Terdapat Gelembung Di
Sekelilingnya
|
Kecil
|
Di Sisi Atas Mulai Berkarat
|
Ujung-ujungnya Pink
|
Warna Hijau Di Sekelilingnya Lebih Banyak
|
Tetap
|
Agak Berkarat Di Sebelah Atas
|
Tetap dan Terdapat Gelembung Di
Sekelilingnya
|
Sedang
|
Di Sisi-Sisinya Berkarat
|
Warna Pink Lebih Banyak
|
Warna Hijau Di Sekelilingnya Lebih Banyak
|
Berkarat Di Sebelah Atas
|
Warna Kekuningan Di Sisi-Sisinya
|
Sedikit Berkarat dan Terdapat Gelembung
Di Sekelilingnya
|
3. 2 Jam
Paku
|
Agar-agar
(Kontrol)
|
Kontrol
+ Fenolftalein (PP)
|
Kontrol
+ K4(Fe(CN)6) 0,5 M
|
Kontrol
+ NaCl 0,5 M
|
Kontrol
+ NaOH 0,5 M
|
Kontrol
+ HCl 0,5 M
|
Payung
|
Bagian Ujung Berwarna Kekuningan
|
Bagian Atas Berwarna Pink
|
Warna Hijau Semakin Banyak
|
Mulai Berkarat
|
Bagian Ujung Berkarat
|
Tetap dan Gelembung Semakin Banyak
|
Jarum
Pentul
|
Tetap
|
Mulai Berwarna Pink
|
Tetap
|
Mulai Berkarat
|
Tetap
|
Tetap dan Gelembung Semakin Banyak
|
Baut
|
Tetap
|
Bagian Ujung Berwarna Pink
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap dan Gelembung Semakin Banyak
|
Beton
|
Tetap
|
Di Sekeliling Berwarna Pink
|
Bintik-Bintik Berkarat
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap dan Gelembung Semakin Banyak
|
Kecil
|
Berwarna Coklat
|
Pink dan Agak Berkarat
|
Warna Hijau Semakin Banyak
|
Bagian Ujung Berkarat
|
Bagian Sisi Berkarat
|
Tetap dan Gelembung Semakin Banyak
|
Sedang
|
Mulai Berkarat
|
Warna Pink dan Karat Menyeluruh
|
Warna Hijau Semakin Banyak
|
Karat Menyeluruh
|
Bagian Sisi Berkarat
|
Sedikit Berkarat dan Gelembung Semakin
Banyak
|
4. 6
Jam
Paku
|
Agar-agar
(Kontrol)
|
Kontrol
+ Fenolftalein (PP)
|
Kontrol
+ K4(Fe(CN)6) 0,5 M
|
Kontrol
+ NaCl 0,5 M
|
Kontrol
+ NaOH 0,5 M
|
Kontrol
+ HCl 0,5 M
|
Payung
|
Mulai Berkarat
|
Bagian Atas Berwarna Pink
|
Warna Hijau Semakin Banyak
|
Sedikit Berkarat
|
Bagian Ujung Berkarat
|
Bagian Ujung Berkarat
|
Jarum
Pentul
|
Tetap
|
Bagian Atas Berwarna Pink
|
Tetap
|
Sedikit Berkarat
|
Tetap
|
Tetap
|
Baut
|
Mulai Berkarat
|
Di Sekeliling Berwarna Pink
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Bagian Ujung Berkarat
|
Beton
|
Tetap
|
Di Sekeliling Berwarna Pink
|
Bintik-Bintik Berkarat
|
Tetap
|
Tetap
|
Bagian Ujung Berkarat
|
Kecil
|
Berwarna Coklat
|
Pink dan Agak Berkarat
|
Warna Hijau Semakin Banyak
|
Bagian Ujung Berkarat
|
Karat Menyeluruh
|
Tetap
|
Sedang
|
Berwarna Coklat
|
Warna Pink dan Karat Menyeluruh
|
Warna Hijau Semakin Banyak
|
Karat Menyeluruh
|
Karat Menyeluruh
|
Tetap
|
5.
3 Hari
Paku
|
Agar-agar
(Kontrol)
|
Kontrol
+ Fenolftalein (PP)
|
Kontrol
+ K4(Fe(CN)6) 0,5 M
|
Kontrol
+ NaCl 0,5 M
|
Kontrol
+ NaOH 0,5 M
|
Kontrol
+ HCl 0,5 M
|
Payung
|
Karat Semakin Banyak
|
Bagian Atas Berkarat
|
Warna Hijau Semakin Banyak
|
Karat Menyeluruh
|
|
Karat Menyeluruh
|
Jarum
Pentul
|
Tetap
|
Di Sekeliling Berwarna Ungu
|
Tetap
|
Karat Menyeluruh
|
Tetap
|
Karat Menyeluruh
|
Baut
|
Karat Semakin Banyak
|
Bagian Atas Berkarat
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Karat Menyeluruh
|
Beton
|
Tetap
|
Di Sekeliling Berwarna Ungu
|
Bintik-Bintik Berkarat
|
Tetap
|
Tetap
|
Karat Menyeluruh
|
Kecil
|
Warna Coklat Menyeluruh
|
Sangat Berkarat
|
Warna Hijau Semakin Banyak
|
Sangat Berkarat
|
Sangat Berkarat
|
Karat Menyeluruh
|
Sedang
|
Warna Coklat Menyeluruh
|
Sangat Berkarat
|
Warna Hijau Semakin Banyak
|
Sangat Berkarat
|
Sangat Berkarat
|
Karat Menyeluruh
|
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini mengenai korosi besi digunakan berbagai jenis paku sesuai kadar paku itu untuk berkorosi/ berkarat.Banyaknya paku yang digunakan dijadikan sebagai variable terikat pada praktikum ini,karena praktikan akan membandingkan jenis paku apa yang lebih mampu bertahan dalam gangguannya menerima zat zat yang akan membuat paku itu untuk berkorosi. Paku-paku yang digunakan dalam praktikum ini yaitu terdiri dari paku payung, paku mur, paku beton, paku besi uk besar, paku besi ukuran kecil, dan jarum pentul.
Besi atau unsure yang dilambang kan Fe ini akan
mengalami korosi (berkarat) setelah diberikan perlakuan khusus . Perlakuan
khusus tersebut yakni dengan cara mencampurkan beberapa larutan dengan medium
utamanya adalah agar-agar. Yang juga dalam medium agar agar tersebut dijadikan
sebagai control dalam mengamati hasil
pengamatan ini..Fungsi utama dari agar-agar yang digunakan salah satunya sebagai
medium indikator dan sebagai fasilitator untuk megetahui tempat-tempat dimana
paku- paku tersebut mengalami
korosi yang dibedakan bagiannya dari
katoda atau anoda nya.
Sedangkan untuk larutan - larutan yang
praktikan gunakan adalah larutan NaCl, larutan NaOH, larutan K4FeCN6, larutan
HCl,dan indicator PP(fenolptalein). Larutan ini digunakan sebagai salah satu
factor penyebab adanya korosi. Cawan pertama diisi dengan agar-agar saja
sebagai kontrol, Cawan kedua diisi dengan kontrol + Fenolptalein, Cawan ketiga
diisi dengan kontrol + NaCl, Cawan keempat diisi dengan kontrol + NaOH, dan
Cawan kelima diisi dengan kontrol + HCl, dan terakhir cawan diisi kontrol +
K4(Fe(CN)6) . Jika dilihat dari larutan masing-masing isi cawan, korosi pada
paku-paku tersebut dipengaruhi oleh lingkungan dengan adanya keberadaan zat-zat
kimia yang bersifat korosif.Dari bahan-bahan korosi itu terdiri dari asam , basa,dangaram
Berdasarkan hasil pengamatan,
pengkaratan pada besi terjadi lebih cepat dan lebih parah pada Cawan petri yang
mengandung HCl (asam) .Hal ini terjadi karena, besi akan lebih mudah
teroksidasi menjadi Fe2O3 pada
keadaan asam.
Diketahui reaksinya sebagai berikut:
Fe(s) + O2 --> Fe2O3
Pada cawan petri yang mengandung NaOH (basa), tidak banyak
paku yang mengalami peningkatan proses korosi .Pada dasarnya sama halnya dengan
asam ,basa pun akan mempengaruhi proses korosif pada paku namun karena energy
potensial yang diberikan basa lebih kecil dari asam ,maka pengkaratan dalam
suasana basa akan lebih lambat terjadi.
Dibawah ini adalah perdeaan energy potensial yang diberikan oleh
asam maupun basa.
Sedangkan untuk cawan petri yang mengandung
NaCl (garam), hampir semua paku mengalami korosif hanya paku mur yang masih memiliki
struktur sama dari awal paku tersebut dimasukkan kedalam masing-masing cawan
petri.Terjadinya pengkaratan dalam suasana garam ,akibat garam NaCl à Na+ + Cl- yang merupakan garam dari hasil asam
kuat dan basa kuat atau perpaduan antara reaksi korosif dalam suasana asam atau
basa yang telah dijelaskan sebelumnya .Prinsipnya anion Cl- lah yang memiliki
sifat korosif, sehingga menimbukan perkaratan pada paku.
Berbeda dari larutan-larutan sebelumnya ,jika pada larutan
K4(Fe(CN)6) dan indicator PP reaksi justru menghasilkan warna pada paku-paku
tersebut.Untuk indicator PP menghasilkan warna pink keunguan disekitar bagian
sisi paku. Hal ini karena indicator yang digunakan memang termasuk dalam
indicator asam basa dimana dalam suasana basa indicator akan merubah warnanya
dari bening menjadi pink keunguan. Hubungan antara reaksinya dengan paku-paku
tersebut adalah dari paku itu sendiri mengandung unsure Fe( besi ) yang juga
memiliki sifat basa,misalnya saja dalam pembentukannya menjadi
Fe(OH)3.Sedangkan untuk cawan petri yang mengandung larutan K4(Fe(CN)6)
memberikan warna kehijauan pada paku - paku tersebut.
Dalam pengamatan pada paku-paku tersebut dapat dilihat bahwa
paku mur lah yang memliki tingkat korosif paling kecil, karena paku jenis ini
tidak banyak bereaksi dengan larutan larutan yang diberikan menjadi paku yang
berkorosi. Diduga karena paku jenis ini telah terlapisi oleh bahan lain yang
memiliki potensialnya reduksi lebih
negative sehingga Fe(besi) didalamnya akan terlindungi dari factor-faktor yang
menyebabkan pengkaratan
KESIMPULAN
1. Proses korosi besi lebih cepat terjadi pada cawan petri yang mengandung agar-agar + HCl.
2. Proses korosi terjadi ketika adanya oksigen dari sistem maupun lingkungan dan air.
3. Terjadi oksidasi pada cawan petri yang mengandung HCl dan terjadi reduksi pada cawan petri yang mengandung fenolptalein.
4. Paku yang memiliki tingkat korosi paling rendah adalah Paku mur
1. Proses korosi besi lebih cepat terjadi pada cawan petri yang mengandung agar-agar + HCl.
2. Proses korosi terjadi ketika adanya oksigen dari sistem maupun lingkungan dan air.
3. Terjadi oksidasi pada cawan petri yang mengandung HCl dan terjadi reduksi pada cawan petri yang mengandung fenolptalein.
4. Paku yang memiliki tingkat korosi paling rendah adalah Paku mur
DAFTAR PUSTAKA
·
Chalid,Sri Yadial.2007.Penuntun Praktikum
Kimia Anorganik.Jakarta : Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
·
Oxtoby, D. W., Gillis, H. P.
dan Nachtrieb, N. H., 1999, Kimia Modern. Jakarta: Erlangga
·
http://www.scribd.com/doc/53243556/Korosi-Besi
PERTANYAAN
PERTANYAAN
1.
Apa tanda-tanda telah terjadi proses redoks
pada percobaan ini?
>>> Besi berubah mejadi besi (III) Oksida yang merupakan
reaksi perkaratan besi.
2. Tuliskan reaksi redoks yang terjadi!
3. Sebutkan reagen-reagen apa saja yang dapat meleburkan logam
Fe!
>>>
Reagen yang dapat meleburkan logam Fe(besi) adalah HCl dan NaCl
4. Senyawa apa saja yang terdapat pada besi komersial?
>>>Besi komersial merupakan campuran
besi dan karbon 1.67%, serta mangan(Mn), tembaga(Cu), silicon(Si), belerang(S).
Lampiran:
hasil percobaan setelah 3 hari
apa iya?
BalasHapus